Soal UU ITE, Depkominfo & Blogger Belum Ada Titik Temu

on Kamis, 11 Juni 2009

JAKARTA - Perbedaan dalam menyikapi keberadaan pasal 27 ayat 3 UU ITE antara pemerintah dengan para blogger, masih belum ada titik temu.

Menurut pemerintah, dalam hal ini Depkominfo, masih tetap menganggap kalau pasal pencemaraan nama baik di UU ITE bukan mengekang kebebasan mengeluarkan pendapat ataupun berekspresi.

"Kebebasan berpendapat itu tidak melakukan penghinaan ataupun pencemaran nama baik. Tapi berdasarkan fakta dan data," tegas Edmon Makarim Plt Staf Ahli Hukum Menkominfo, di sarasehan antara Depkominfo dan Blogger mengenai UU ITE, di Hotel RedTop, Jakarta, Rabu (10/6/2009) malam.

Ditambahkan oleh Edmon, adanya UU ITE ini harus dilihat dari berbagai sisi, sebab para blogger diingatkan untuk melihat melalui kacamata korban yang tercemarkan namanya.

Mengenai hal tersebut, perwakilan blogger, Enda Nasution mengungkapkan kalau saat ini yang hanya bisa dilakukan oleh penulis maya itu hanya menunggu waktu.

"Kita lihat dalam waktu dekat, apakah semakin banyak orang yang terkena undang undang ini. Jika iya, berarti ada yang salah dengan para penegak hukum yang menggunakan UU ini," sambung Enda.

Dikabarkan, sejak kasus Prita Mulyasari mencuat, tubuh blogger kini terpecah ke dalam dua kubu. Kubu pertama adalah blogger yang menantang UU ini, sedangkan yang kedua adalah blogger yang terpaksa menerima UU ini karena trauma terhadap kasus tersebut. (srn)

Sumber: Okezone

Google Squared Siap Bersaing

on Jumat, 05 Juni 2009


WASHINGTON - Persaingan mesin pencari internet semakin ketat. Sebagai raja dunia maya, Google tidak tinggal diam jika posisinya terancam para penantang baru. Hal ini memacu Google terus berinovasi, salah satu inovasi terbarunya adalah Google Squared.

Mesin pencari ini memang masih dalam tahap pengembangan. Berbeda dengan mesin pencari Google konvensional, Google Squared tidak lagi menghadirkan daftar link ke berbagai situs sebagai hasil pencariannya. Google menyadari hasil pencarian seperti ini lama kelamaan kurang efektif dan mulai tergeser oleh para pendatang baru di dunia mesin pencarian.

Untuk menjawab kebutuhan itu, Google Squared menghadirkan informasi hasil pencarian yang berasal dari pertanyaan dalam spreadsheet yang dinamakan 'square'.

Pengguna Google Squared kemudian dapat membangun, memodifikasi, dan menyempurnakan pertanyaan mereka melalui pencarian web, demikian keterangan yang dikutip dari AFP, Kamis (4/6/2009).

"Tidak seperti mesin pencari Google saat ini, Google Squared tidak menemukan halaman web mengenai topik yang tengah Anda cari. Melainkan Squared akan otomatis mengambil dan mengorganisir seluruh informasi dan fakta di seluruh link internet," kata juru bicara Google menjelaskan preview produknya.

Google pun mengklaim Squared akan sangat berguna ketika pengguna ingin melakukan pencarian yang sangat banyak guna menemukan informasi yang mereka inginkan.

"Pada dasarnya Squared mencari situs untuk menemukan jenis informasi yang mungkin menarik bagi Anda, kemudian menggali dan mempresentasikannya sehingga lebih mudah dimengerti," tandas juru bicara tersebut. (srn)

Sumber:Okezone

Intel Dedikasikan Chip untuk Laptop Supertipis

on Kamis, 04 Juni 2009


SAN FRANSISCO - Seakan tidak mau tertinggal dari para pesaingnya, Intel kembali menggelontorkan chip yang didedikasikan bagi laptop yang sangat tipis dan kecil.

Kehadiran Asus membuka kategori baru dalam industri komputer dunia. Setelah vendor asal Taiwan itu menggelontorkan Eee PC-nya, berturut-turut seluruh vendor komputer menyatakan komitmennya untuk bergerak di pasar laptop supermini dan tipis. Terakhir, ada Macbook Air dan Dell Adamo, yang mengklaim telah menggelontorkan laptop 'super duper tipis'.

Fenomena perusahaan komputer yang 'menceburkan' diri ke dalam pasar ini dianggap sebagai lahan yang cukup menggiurkan bagi Intel. Maka dari itu, hadirlah sebuah prosesor baru bernama Pentium SU2700.

Kehadiran prosesor baru Intel ini disambut baik oleh para koleganya. Acer dan Asus misalnya. Kedua perusahaan berkomitmen akan mengembangkan laptop tipis yang dipersenjatai dengan prosesor ini. Bahkan Microsoft mengaku akan memastikan seluruh software buatannya mendukung prosesor Pentium SU2700 ini.

Intel berharap pada kuartal keempat tahun 2009, seperlima dari total pengapalan produk komputer untuk konsumer merupakan laptop generasi baru, lebih tipis dan sangat hemat energi.

Windows 7 Gantikan Vista Oktober Mendatang


SEATTLE - Microsoft telah memastikan sistem operasi pengganti Windows Vista, yang diberi nama Windows 7 akan segera dirilis pada 22 Oktober mendatang.

Sebenarnya Windows 7 direncanakan akan dirilis awal tahun depan, namun bulan lalu Microsoft mengkonfirmasikan bahwa produk ini akan mengebrak pasaran jika bisa dirilis secepatnya.

Reuters, Rabu (3/6/2009) melansir, kehadiran sistem operasi ini merupakan peristiwa besar bagi dunia komputer. Sudah bukan rahasia lagi jika 90 persen pengguna komputer di dunia menggunakan Windows sebagai sistem operasi komputer mereka.

Hal ini tentu menjadi strategi penting bagi Microsoft. Maklum saja, setengah keuntungan yang ditangguk oleh raksasa teknologi komputer ini berasal dari pemasaran unit operating system.

Perilisan Windows 7 ini juga merupakan bagian dari upaya memenangkan kembali kepercayaan publik setelah sebelumnya Windows Vista kurang laku di pasaran sejak peluncurannya di tahun 2007 lalu.

Vista dinilai gagal memenuhi kebutuhan para pengguna komputer karena tidak kompatibel dengan beberapa perangkat bertenaga rendah dan dirasa terlalu sulit untuk dioperasikan.

Microsoft mengatakan sebagai upaya pengenalan Windows 7 ke publik, pihaknya akan menawarkan kode Windows 7 agar bisa dijalankan dalam perangkat komputer baru.

Sehingga setelah peluncurannya nanti, konsumen akan bisa membeli perangkat komputer baru dengan Windows 7 yang telah terinstal di dalamnya. Atau konsumen juga bisa menginstal piranti lunak yang baru pada komputer lama mereka.

Microsoft berjanji akan memberi jaminan garansi teknis, kepada semua konsumen yang mengupdate versi Windows XP maupun Vista ke Windows 7.

Namun hingga kini pihak Microsoft belum memberi keterangan lebih lanjut mengenai kisaran harga sistem operasi terbarunya tersebut.

Sumber:Okezone.com

Facebook Mulai Hantui Google

on Kamis, 28 Mei 2009


TOKYO - Kehadiran Facebook dan situs jejaring lainnya semakin menantang Google dalam kapasitasnya sebagai raja mesin pencari online.

Hal ini diakui Manager Produk Google, Ken Tokusei. Menurut Tokusei, seiring dengan bertambahnya jumlah pengakses internet yang mencari berbagai informasi melalui beragam media online setiap harinya membuat hasil pencarian dan serentetan daftar link standar yang disediakan Google dinilai tak lagi cukup dipercaya.

Tokusei mencontohkan jika pengakses mencari informasi mengenai restoran atau penyedia layanan perawatan tubuh, mereka akan lebih mempercayai informasi yang direkomendasikan melalui teman-teman mereka di situs jejaring sosial. Inilah salah satu kelebihan situs jejaring sosial dalam menyampaikan informasi.

"Kami tidak memiliki poin itu. Kelebihan pada situs jejaring sosial, hasil pencarian informasi datang dari seseorang yang dikenal oleh para pengakses," kata Tokusei, seperti yang dikutip dari News Yahoo, Selasa (26/5/2009).

Saat ini Google tengah berpikir untuk menyediakan perangkat agar pengguna dapat me-rating hasil pencarian dan menghilangkan link yang tidak sesuai. Namun hal ini masih dalam tahap pengembangan.

Seiring dengan meningkatnya pengalaman dan pengetahuan para pengakses internet, mereka juga mengharapkan jawaban yang lebih terpercaya atas semua daftar pertanyaan mereka.

"Ini adalah masalah menentukan jenis informasi apa yang dicari oleh pengakses. Namun kami akan selalu menyediakan hasil pencarian terbaik dengan menghadirkan link yang dapat secara akurat memenuhi keinginan si pengakses," kata Tokusei.

Facebookers: Fatwa Haram Facebook Tidak Berdasar

on Senin, 25 Mei 2009


JAKARTA - Keinginan para ulama di Jawa Timur yang ingin memfatwakan Facebook, mendapat tentangan keras dari para Facebokers (sebutan bagi pengguna Facebook). Menurut mereka para ulama itu, harus memberikan dalil yang tepat sebelum mengeluarkan keputusan tersebut.

"Fatwa ini sungguh tidak realistis. Ulama itu harus menunjukkan dalil yang tepat karena Facebook juga memberikan dampak yang positif, kok," sungut Chandra Wirawan salah satu aktivis Facebook, saat berbincang dengan okezone, Jumat (22/5/2009).

Ditambahkan juga, situs jejaring sosial seperti Facebook itu justru mempunyai peraturan yang sangat ketat. Salah satu contohnya, jika pengguna Facebook menampilkan foto dari dada ke atas, maka pengelola akan segera menutupnya. Jadi bisa dibilang, Facebook sudah mempunyai filter sendiri.

Selain itu, menurut pria berusia 28 tahun tersebut, kalau ulama itu mau menghadang jejaring sosial, sebaiknya jangan hanya Facebook saja. Masih banyak situs jejaring sosial lain seperti, Friendster, ataupun Myspace. Dan bila memang seperti itu, sama saja ulama melarang penggunaan internet masuk ke Indonesia.

"Kegiatan di dunia maya memang membutuhkan interaksi antara laki-laki dan perempuan. Dan itu tergantung dari masing-masing pribadi dalam mengontrolnya. Malah bisa dibilang, yang mengawasi kegiatan dunia maya itu, hanya dirinya dan malaikat," tegasnya.

Beberapa pengguna lain yang intens mengelola Facebook pun memiliki pendapat mereka masing-masing, namun pada intinya semua memberikan satu suara yang bulat, yaitu menyayangkan sikap MUI jika Facebook akan difatwakan haram.

"Gak setuju kalau main Facebook sampai dibilang haram. Masalahnya selama ini yang saya lihat lebih banyak kebaikannya dibanding keburukannya," ujar Cempaka ketika ditanya pendapatnya oleh Okezone. Mahasiswi 21 tahun ini pun menambahkan, Facebook sangat membantunya dalam keep in touch dan menemukan kembali teman-teman lama.

Hal senada diungkapkan pengguna Facebook lainnya, Adinda, 23 tahun, seorang jurnalis salah satu media online mengatakan keberatannya soal fatwa haram Facebook.

"Sangat tidak penting memberlakukan fatwa haram untuk Facebook, gak relevan aja. Lagipula saya belum pernah menemukan fakta dan data yang mengungkapkan dampak Facebook disalahgunakan untuk kegiatan seks terselubung. Dampak buruk yang sering saya dengar selama ini, paling hanya membuat pengaksesnya lupa diri dan saya rasa itu masih wajar. Bergantung sama pribadi masing-masing lah," ujarnya.

Adinda pun menambahkan, jika iya Facebook akan difatwakan haram, seharusnya hal ini pun berlaku bagi situs jejaring sosial lainnya.

"Memang saat ini fenomena Facebook tengah booming, tapi jika para pengakses dilarang mengakses Facebook, bagaimana dengan situs jejaring sosial lainnya?. Kalau mau diharamkan kenapa pilih-pilih?. Seandainya Facebook ditutup, mereka masih bisa beralih ke situs jejaring sosial lainnya," katanya.

Cempaka mengatakan bahwa jika benar Facebook akan difatwakan haram, kemungkinan dia akan beralih menggunakan situs jejaring sosial lainnya.

"Kalau memang benar diharamkan, saya masih punya beberapa akun di situs jejaring sosial lain seperti MySpace dan yang lainnya,"

Sementara itu, Apriarto, 27 tahun, mengatakan tidak terlalu masalah baginya andai Facebook diharamkan. Dia berpendapat fenomena ini merupakan sebagian kecil dari dampak booming internet di seluruh dunia.

Namun Apriarto menghubungkannya dengan fenomena serupa yang pernah terjadi sebelumnya, karena hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di berbagai belahan negara lain juga sudah banyak keberatan para pemuka agama atas dampak negatif berbagai situs jejaring sosial.

"Kebetulan memang Facebook yang tengah marak saat ini. Tapi jika baru sekarang MUI memberikan perhatian atas dampak buruk booming internet, kemana saja MUI selama ini? hari gini kok baru berkomentar?" tandasnya.

Raih Keuntungan, Facebook - Twitter Beda Jalan


NEW YORK - Facebook dan Twitter adalah dua situs jejaring sosial yang tengah menanjak popularitasnya. Keduanya kini umum digunakan dalam cara baru berkomunikasi. Meski sama-sama tengah naik daun dan mampu menghasilkan banyak keuntungan dari layanan mereka. Namun keduanya memiliki cara berbeda dalam menghasilkan keuntungan.

"Baik Facebook maupun Twitter adalah media baru bagi masyarakat dunia untuk saling berkomunikasi. Hal ini menguntungkan bagi orang-orang yang menggunakannya, sehingga menjadikan kedua situs itu menjadi bernilai," kata Tim Draper, Direktur Manajemen Draper Fisher Jurvetson yang dikuitp dari News Yahoo, Senin (25/5/2009).

Facebook melihat pemasangan iklan merupakan strategi utama untuk menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, Twitter tidak tertarik untuk meningkatkan penghasilan melalui iklan. Sebagai gantinya, Twitter lebih memilih menghadirkan fitur-fitur premium yang bisa dimanfaatkan pengguna Twitter bagi kepentingan komersil.

Pengguna situs jejaring sosial cenderung menghabiskan banyak waktu ketika mengakses situs yang mereka senangi. Hal ini dilirik para pemasang iklan untuk mempromosikan produk mereka pada situs tersebut.

Rata-rata pengunjung Facebook berkunjung dua kali sehari dan menghabiskan waktu setidaknya tiga jam sebulan untuk mengakses Facebook. Sementara rata-rata pengunjung Twitter mengunjungi situs tersebut sebanyak 1,4 kali sehari dan menghabiskan waktu setidaknya 18 menit sebulan.

Bagaimanapun Drapper mengungkapkan keduanya memang telah menunjukkan keberhasilan dari masing-masing cara mereka dalam meraup keuntungan. Menurutnya berbagai layanan yang dihadirkan membuat kedua situs tersebut semakin besar. Oleh karenanya sangat penting bagi keduanya yaitu dengan menumbuhkan jaringan mereka dan mencegah segal upaya monetisasi yang bisa menghambat perkembangan tersebut.